Hallo para pembaca!
Dibawah ini merupakan resep-resep dari sebagian yang kami praktekkan selama 1 semester. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga dapat membantu pembaca yang ingin membuat cake. Semoga bermanfaat dan selamat membaca!
Selamat Datang dan Selamat Membaca
Sabtu, 02 Juni 2018
Resep-Resep Quick Bread Materi Praktek Patiseri 1 Pendidikan Teknik Boga 2017 UNY
Hallo para pembaca!
Dibawah ini merupakan resep-resep dari sebagian yang kami praktekkan selama 1 semester. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga dapat membantu pembaca yang ingin membuat cake. Semoga bermanfaat dan selamat membaca!
Jumat, 01 Juni 2018
Resep-Resep Cake Materi Praktek Patiseri 1 Pendidikan Teknik Boga 2017 UNY
Hallo para pembaca!
Dibawah ini merupakan resep-resep dari sebagian yang kami praktekkan selama 1 semester. Mohon maaf jika ada salah kata. Semoga dapat membantu pembaca yang ingin membuat cake. Semoga bermanfaat dan selamat membaca!
Sabtu, 19 Mei 2018
Mengenal Sri Krishna Si Avatara Sang Dewa Wisnu
Kali ini Saya akan membahas tentang Sri Krishna Basudewa yang merupakan avatara sang Dewa Wisnu. Dengan adanya ini semoga dapat menambah pengetahuan pembaca sekalian.
Apa itu Avatara?
Avatar adalah orang yang menitis atau titisan. Begitu adanya dalam bahasa sanskerta, avatar bermakna titisan. Yang dimaksud adalah penjelmaan Wisnu dalam berbagai macam bentuk, ada yang berbentuk Ugra (sangar) dan ada yang berbentuk Manusia. Tujuannya adalah sebagai manifestasi tugas Wisnu sebagai dewa pemelihara alam. Wisnu dalam kitab Bhagavad Purana maupun dalam Vishnu Purana memiliki sepuluh avatar, atau jelmaan yang memiliki masing masing bentuk dan peran di bumi, menurut kitab tersebut pertama kali avatar wisnu muncul adalah pada masa satya yuga.
Adapun kesepuluh avatar tersebut yakni :
1. Matsyavatara : Avatar berbentuk ikan maha besar yang menyelamatkan Manu dalam banjir besar. Muncul saat Satya Yuga.
2. Kurmavatara : Avatar berbentuk kura kura yang menjadi penahan ketika para dewa mengaduk samudramanthana. Muncul saat Satya Yuga.
3. Varahavatara : Avatar berbentuk babi hutan, yang mencegah kehancuran dari iblis Hiranyaksha, muncul juga dalam kisah mengenai Lingga. Muncul saat Satya Yuga.
4. Narashimhavatara : Avatar berbentuk manusia berkepala singa yang menumpas kejahatan hiranyakashipu. Muncul saat Satya Yuga.
5. Vamanavatara : Avatar berbentuk orang cebol yang menghancurkan kekuata Raksasa Bali, dengan trivikrama nya (tiga langkah). Muncul saat Treta Yuga.
6. Parashuramavatara : Avatar berwujud pangeran yang memegang parasu (kapak) untuk membasmi kaum Ksatria tokoh ini merupakan tokoh abadi, sehingga dia juga muncul dalam epos Mahabharata sebagai guru dari Bhisma (Dewabrata) dan Karna. Muncul saat Treta Yuga.
7. Ramavatara : Avatar ini berbentuk seorang pangeran yang membasmi Rahwana (kisahnya memiliki epos Ramayana). Muncul saat Treta Yuga.
8. Krishnavatara : Avatar berbentuk manusia yang berbadan gelap (sering digambarkan berwarna biru gelap), memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak. Muncul saat Dwapara Yuga.
9. Buddhavatara : Avatar berbentuk buddha atau siddharta gautama, hal ini merupakan sebuah pengakuan (asimilasi) dari kaum Hindu Bhagavata kepada kaum Buddha pada masa Gupta (330-550 M). Muncul saat Kali Yuga.
10. Kalkivatara : Avatar berbentuk penunggang kuda putih, dia diramalkan akan menjadi inkarnasi Wisnu terakhir sebagai penutup zaman Kaliyuga. Muncul saat Kali Yuga.
Filsafat Catur Yuga yang merupakan masa-masa yang menjadi latar belakang turunnya suatu Awatara dideskripsikan sebagai berikut:
- Satya Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa sebuah kendi (kamandalu)
- Treta Yuga dilambangkan dengan seseorang yang membawa sapi dan sauh
- Dwapara Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa busur panah dan kapak
- Kali Yuga dilambangkan dengan seseorang yang sangat jelek, telanjang, dan melakukan tindakan yang tidak senonoh.
Siapa Sih Krishna?
Sri Krishna merupakan sosok avatara yang maha sempurna dibandingkan avatara-avatara Tuhan sebelumnya. Disebut sempurna, karena Krishna memiliki sifat-sifat ketuhanan yang di dalam Bhagavad Gita disebut sebagai Kepribadian Tuhan yang Maha Esa.
Krishna atau dalam budaya jawa sering disebut Kresna atau Bhatara Kresna memiliki arti nama yang cukup jelas, ia berarti gelap. Kata kṛṣṇa dalam bahasa Sanskerta merupakan kata sifat yang berarti "hitam", "gelap" atau "biru tua". Kata tersebut berhubungan dengan kata čьrnъ (crn, 'hitam') dalam rumpun bahasa Slavia. Sebagai kata benda feminin, kata kṛṣṇā digunakan dengan makna "malam, hitam, kegelapan" dalam kitab suci Regweda, dan sebagai iblis atau jiwa kegelapan dalam mandala (bab) IV Regweda. Untuk nama diri, kata Kṛṣṇa muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang penyair. Sebagai salah satu nama Wisnu, kata "Kṛṣṇa" terdaftar sebagai nama ke-57 dalam kitab Wisnu Sahasranama (Seribu Nama Wisnu). Berdasarkan nama tersebut, Kresna seringkali digambarkan dalam arca dengan kulit hitam maupun biru. Hal ini sama seperti penggambaran Wisnu dan Rama. Masa kecil Krisna diceritakan secara gamblang pada kitab Bhagavata Purana dan Kresnayana di Nusantara.
Krishna juga dikenal dengan berbagai macam nama, julukan, dan gelar, yang mencerminkan berbagai kepribadian dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Nama panggilan tersebut digunakan untuk memuji, mengungkapkan rasa hormat, dan menunjukkan rasa persahabatan atau kekeluargaan. Dalam
kitab Mahabarata dan Bhagawadgita, Krishna disebut dengan berbagai nama, sesuai karakteristiknya.
Nama lain Krishna adalah:
1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
2. Arisudana (penghancur musuh)
3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
7. Janardana (juru selamat umat manusia)
8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)
Dari nama-nama diatas yang terkenal adalah Gowinda, "penggembala sapi", atau Gopala, "pelindung para sapi", merujuk kepada pengalaman masa kecil Krishna di Braj.
Ada banyak versi yang menceritakan tentang Krishna. Kehidupan Kresna dibahas dalam beberapa susastra Hindu, yaitu Mahabharata, Hariwangsa, Bhagawatapurana, dan Wisnupurana. Legenda Hindu dalam kitab Purana dan Mahabharata menyatakan bahwa ia adalah putra kedelapan Basudewa dan Dewaki, bangsawan dari kerajaan Surasena, kerajaan mitologis di India Utara. Ia merupakan anak yang tidak diharapkan oleh Pamannya sendiri yakni Kangsa. Kangsa menjadi raja kerajaan Mathura setelah memenjarakan ayahnya sendiri Ugrasena. Secara umum, ia dipuja sebagai awatara (inkarnasi) Dewa Wisnu kedelapan di antara sepuluh awatara Wisnu. Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa, ia dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau Krishna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Bhagawatapurana, ia digambarkan sebagai sosok penggembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis, dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat kotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani.
Krishna di desa ia tinggal (Vrindavan) menjadi anak yang amat diidolakan oleh penduduknya, namun seringkali ia berbuat kenakalan dan mencuri mentega. Namun seringkali ia harus menghadapi cobaan yang amat berat yang dikirimkan Kangsa kepadanya. Tidak cuma cobaan dari Kangsa, kadangkala muncul juga cobaan dari dewa lainnya, seperti dari Brahma dan Indra. Penggambaran krishna pada masa kanak kanak ialah penggambaran seorang anak yang sangat suka bermain, dan menyenangkan. Penggambaran ini banyak dianalogikan kepada kebudayaan Hindu yang mengutamakan perayaan yang bersifat kegembiraan dan menumbukan persatuan. Hal ini dapat dilihat kepada tari-tarian, musik dan sebagainya. Sebagaimana digambarkan kepada Krishna yang suka bermain seruling dan menari (bahkan ketika melawan ular raksasa sekaipun).
Wejangan Sri Kresna dalam kitab Bhagawadgita
Sebagai tokoh yang luarbiasa, Kresna telah melahirkan kata-kata mutiara yang begitu luas dan dalam maknanya. Terutama ketika ia memberikan wejangan kepada Arjuna saat perang Mahabharata/Bharatayuddha terjadi. Semua wejangannya itu bahkan di catat oleh Sanjaya dan dikumpulkan dalam sebuah kitab yang diberi nama Bhagawadgita.
Berikut diberikan beberapa kutipan yang diambil dari kitab Bhagawadgita yang terjadi saat perang Mahabharata/Bharatayuddha. Semua kata-katanya membawa pesan-pesan kebaikan dan bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan. Adapun diantara kutipannya adalah sebagai berikut:
1. ”Yadā yadā hi dharmasya, glānir bhavati bhārata, abhyutthānam adharmasya tadātmanaṁ sṛjāmy aham”
Artinya: ” Kapan pun kebenaran merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itu aku turun menjelma, wahai keturunan Bharata (Arjuna)
2. ”Paritrāṇāya sādhūnāṁ, vināśāyā ca duṣkṛtām, dharma-saṁsthāpanārthāẏa, sambhavāmi yuge yuge”
Artinya: “Untuk menyelamatkan orang shaleh dan membinasakan orang jahat, dan menegakkan kembali kebenaran, aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman
3. ”Purodhasāṁ ca mukhyaṁ māṁ viddhi pārtha bṛhaspatim, senāninām ahaṁ skandaḥ, sarasām asmi sāgaraḥ”
Artinya: “Wahai Arjuna, di antara semua pendeta, ketahuilah bahwa aku adalah Brihaspati, pemimpinnya. Di antara para panglima, aku adalah Kartikeya, dan di antara segala sumber air, aku adalah lautan
4. ”Prahlādaś cāsmi daityānāṁ, kālaḥ kalayatām aham mṛgāṇāṁ ca mṛgendro ‘haṁ vainateyaś ca pakṣiṇām”
Artinya: “Di antara para Detya, aku adalah Prahlada, yang berbakti dengan setia. Di antara segala penakluk, aku adalah waktu. Di antara segala hewan, aku adalah singa, dan di antara para burung, Aku adalah Garuda.
5. ”Dyūtaṁ chalayatām asmi tejas tejasvinām aham jayo ‘smi vyavasāyo ‘smi sattvaṁ sattvavatām aham”
Artinya: “Di antara segala penipu, aku adalah penjudi. aku adalah kemulian dari segala sesuatu yang mulia. aku adalah kejayaan, aku adalah petualangan, dan aku adalah kekuatan orang yang kuat
6. ”Vṛṣṇīnāṁ vāsudevo ‘smi pāṇḍavānām dhanañjayaḥ, munīnām apy ahaṁ vyāsaḥ kavīnām uśanā kaviḥ”
Artinya: “Di antara keturunan Wresni, aku ini Kresna. Di antara Panca Pandawa, aku adalah Arjuna. Di antara para Resi, aku adalah Wyasa. Di antara para ahli pikir yang mulia, aku adalah Usana.
7. “Karmamy eva `dhikaras te, ma phalesu kadacana; ma karmaphalahetur bhur; ma te sango `stv akarmani”
Artinya: “Jalankan saja kewajibanmu, jangan mengharap hasil; jangan biarkan pahala menjadi motif tindakanmu; demikian pula jangan biarkan dirimu berdiam diri”
8. “Yada te mohakallim, budhir vyatitarisyati, tada gantasi nirvedam srotavyasya srutasya ca”
Artinya: ”Ketika budimu melampaui kekeruhan ilusi, engkau akan sanggup bersikap seimbang pada apa yang kau dengar dan apa yang akan engkau dengar”
9. ”Krodhab bhavati sammohah. Sammohat smrtivibhirah. Smrtibihramsad buddhinaso. Buddhinasat pranasyati”
Artinya: ”Dari amarah lahirlah kebingungan, dari kebingungan hilanglah ingatan. Dari hilang ingatan menghabcrukan budi. Dan kehancuran budi berujung pasa kemusnahan”
10. ”Na sti budhhir ayuktasya, na ca `yuktasya bhavana. Na ca bhavayatah santir, asantasya kutah sukham”
Artinya: ”Orang yang tak bisa mengendalikan hawa nafsu tak memiliki budi, ia juga tak memiliki kemampuan berkonsentrasi. Tanpa konsentrasi tak ada kedamaian dan tanpa kedamaian bagaimana kebahagiaan bisa diperoleh?”
11. ”Indriyanam hi caratam, yam mano harati prajnam. Vayur navam iva mbhasi”
Artinya: ”Ketika pikiran mengejar hawa nafsu, ketenangan jiwa akan hilang. Seperti angin yang membwa kapal di atas air”
12. ”Yas tv indriyani manasa, niyamsya `rabhate `rjuna. Karmendriyaih karmayogam asktah sa visisyate”
Artinya: ”Lakukan apa yang mesti engkau lakukan, karena bekerja lebih baik daripada tidak berkerja. Bahkan keberlangsungan hidup fisikmu tak akan bisa bertahan tanpa kerja”
13. “Yad-yad acarati srethas. Tad-tad eve `trao janah. Sa yat pramanam kurute lokas tad anuvartate”
Artinya: ”Apapun yang dilakukan orang besar akan diikuti masyarakatnya. Teladan apapun yang ia berikan akan ditiru seluruh dunia”
14. ”Svadharma api ca veksya, na vikampium arbasi. Dharmyad dhi yuddhac chreyo `nyat Ksatriyasya na vidyate”
Artinya: ”Setelah menyadari kewajibanmu sendiri, engkau tak boleh ragu. Tak ada yang lebih baik bagi seorang kesatria selain maju berperang demi menjalankan kewajiban”
15. ”Sadrsam cestate svayab. prakrter jnanavan api. Prakrtim yanti bhutani. Nigrahah kim karisyati”
Artinya: ”Orang bijak bertindak sesuai dengan sifat dasarnya. Semua makhluk hidup pun mengikuti sifat dasar mereka. Apa yang bisa diselesaikan dengan paksaan?”
16. ”Indriyasye `ndriyasya `rithe. Ragadvesau vyavasthitau. Tayor na salam agacchet, tau by asya paripanthinau”
Artinya: “Cinta dan kebencian pada suatu objek keinginan terletak pada objek keinginan itu sendiri. Janganlah menyerah pada keduanya, sebab keduanya adalah pernghalang belaka”
17. “Sreyan svadharmo vigunah, paradharmat svanusthitat. Svadharme nidhanam sreyah. Paradharmo bhayavahah”
Artinya: ”Lebih baik menjalankan kewajiban sendiri meskipun tidak sempurna, daripada menjalankan kewajiban orang lain dengan sempurna. Lebih baik mati ketika menjalankan kewajiban sendiri, karena menjalankan kewajiban orang lain itu bahaya”
18. ”Kamakrodhaviyuktanam yatinam yatacetasam. Abhito brahmaniranam vartate viditatmanam”
Artinya: ”Dia yang menguasai diri yang telah bebas dari hasrat keinginan dan amarah serta telah menguasai pikiran dan mencapai pengetahuan tentang Diri, beroleh kebahagiaan tertinggi dalam Tuhan”
19. ”Manusyanam sahasresu kascid yatat siddhaye. Yatatam api siddhanam kascid mam vetti tatvatah”
Artinya: ”Kecil kemungkinan dari antara seribu orang ada satu orang yang berjuang berusaha mencapai kesempurnaan, dan dari antara mereka yang berjuang dan berhasil, jarang sekali yang mengenal Tuhan secara benar”
20. ”Pravrttim ca vivrttim ca jana na vidur asurah. Na saucam na, `pi ca `caro, na satyam tesu, vidyate”
Artinya: ”Mereka yang bersifat jahat tidak tahu jalan tindakan atau jalan pengingkaran diri. Pada diri mereka, tidak ada kemurnian hati, kelakuan yang baik, ataupun kebenaran”
21. ”Asapasasatair baddhah, kamakrodhaparayanah”
Artinya: ”Terbelenggu beratus-ratus ikatan hasrat keinginan, menghanyutkan diri dalam arus pusaran nafsu dan amarah”
Apa itu Avatara?
Avatar adalah orang yang menitis atau titisan. Begitu adanya dalam bahasa sanskerta, avatar bermakna titisan. Yang dimaksud adalah penjelmaan Wisnu dalam berbagai macam bentuk, ada yang berbentuk Ugra (sangar) dan ada yang berbentuk Manusia. Tujuannya adalah sebagai manifestasi tugas Wisnu sebagai dewa pemelihara alam. Wisnu dalam kitab Bhagavad Purana maupun dalam Vishnu Purana memiliki sepuluh avatar, atau jelmaan yang memiliki masing masing bentuk dan peran di bumi, menurut kitab tersebut pertama kali avatar wisnu muncul adalah pada masa satya yuga.
Adapun kesepuluh avatar tersebut yakni :
1. Matsyavatara : Avatar berbentuk ikan maha besar yang menyelamatkan Manu dalam banjir besar. Muncul saat Satya Yuga.
2. Kurmavatara : Avatar berbentuk kura kura yang menjadi penahan ketika para dewa mengaduk samudramanthana. Muncul saat Satya Yuga.
3. Varahavatara : Avatar berbentuk babi hutan, yang mencegah kehancuran dari iblis Hiranyaksha, muncul juga dalam kisah mengenai Lingga. Muncul saat Satya Yuga.
4. Narashimhavatara : Avatar berbentuk manusia berkepala singa yang menumpas kejahatan hiranyakashipu. Muncul saat Satya Yuga.
5. Vamanavatara : Avatar berbentuk orang cebol yang menghancurkan kekuata Raksasa Bali, dengan trivikrama nya (tiga langkah). Muncul saat Treta Yuga.
6. Parashuramavatara : Avatar berwujud pangeran yang memegang parasu (kapak) untuk membasmi kaum Ksatria tokoh ini merupakan tokoh abadi, sehingga dia juga muncul dalam epos Mahabharata sebagai guru dari Bhisma (Dewabrata) dan Karna. Muncul saat Treta Yuga.
7. Ramavatara : Avatar ini berbentuk seorang pangeran yang membasmi Rahwana (kisahnya memiliki epos Ramayana). Muncul saat Treta Yuga.
8. Krishnavatara : Avatar berbentuk manusia yang berbadan gelap (sering digambarkan berwarna biru gelap), memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak. Muncul saat Dwapara Yuga.
9. Buddhavatara : Avatar berbentuk buddha atau siddharta gautama, hal ini merupakan sebuah pengakuan (asimilasi) dari kaum Hindu Bhagavata kepada kaum Buddha pada masa Gupta (330-550 M). Muncul saat Kali Yuga.
10. Kalkivatara : Avatar berbentuk penunggang kuda putih, dia diramalkan akan menjadi inkarnasi Wisnu terakhir sebagai penutup zaman Kaliyuga. Muncul saat Kali Yuga.
Filsafat Catur Yuga yang merupakan masa-masa yang menjadi latar belakang turunnya suatu Awatara dideskripsikan sebagai berikut:
- Satya Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa sebuah kendi (kamandalu)
- Treta Yuga dilambangkan dengan seseorang yang membawa sapi dan sauh
- Dwapara Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa busur panah dan kapak
- Kali Yuga dilambangkan dengan seseorang yang sangat jelek, telanjang, dan melakukan tindakan yang tidak senonoh.
Avatara Dewa Wisnu |
Siapa Sih Krishna?
Sri Krishna merupakan sosok avatara yang maha sempurna dibandingkan avatara-avatara Tuhan sebelumnya. Disebut sempurna, karena Krishna memiliki sifat-sifat ketuhanan yang di dalam Bhagavad Gita disebut sebagai Kepribadian Tuhan yang Maha Esa.
Krishna atau dalam budaya jawa sering disebut Kresna atau Bhatara Kresna memiliki arti nama yang cukup jelas, ia berarti gelap. Kata kṛṣṇa dalam bahasa Sanskerta merupakan kata sifat yang berarti "hitam", "gelap" atau "biru tua". Kata tersebut berhubungan dengan kata čьrnъ (crn, 'hitam') dalam rumpun bahasa Slavia. Sebagai kata benda feminin, kata kṛṣṇā digunakan dengan makna "malam, hitam, kegelapan" dalam kitab suci Regweda, dan sebagai iblis atau jiwa kegelapan dalam mandala (bab) IV Regweda. Untuk nama diri, kata Kṛṣṇa muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang penyair. Sebagai salah satu nama Wisnu, kata "Kṛṣṇa" terdaftar sebagai nama ke-57 dalam kitab Wisnu Sahasranama (Seribu Nama Wisnu). Berdasarkan nama tersebut, Kresna seringkali digambarkan dalam arca dengan kulit hitam maupun biru. Hal ini sama seperti penggambaran Wisnu dan Rama. Masa kecil Krisna diceritakan secara gamblang pada kitab Bhagavata Purana dan Kresnayana di Nusantara.
Penggambaran Sri Krishna |
kitab Mahabarata dan Bhagawadgita, Krishna disebut dengan berbagai nama, sesuai karakteristiknya.
Nama lain Krishna adalah:
1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
2. Arisudana (penghancur musuh)
3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
7. Janardana (juru selamat umat manusia)
8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)
Dari nama-nama diatas yang terkenal adalah Gowinda, "penggembala sapi", atau Gopala, "pelindung para sapi", merujuk kepada pengalaman masa kecil Krishna di Braj.
Ada banyak versi yang menceritakan tentang Krishna. Kehidupan Kresna dibahas dalam beberapa susastra Hindu, yaitu Mahabharata, Hariwangsa, Bhagawatapurana, dan Wisnupurana. Legenda Hindu dalam kitab Purana dan Mahabharata menyatakan bahwa ia adalah putra kedelapan Basudewa dan Dewaki, bangsawan dari kerajaan Surasena, kerajaan mitologis di India Utara. Ia merupakan anak yang tidak diharapkan oleh Pamannya sendiri yakni Kangsa. Kangsa menjadi raja kerajaan Mathura setelah memenjarakan ayahnya sendiri Ugrasena. Secara umum, ia dipuja sebagai awatara (inkarnasi) Dewa Wisnu kedelapan di antara sepuluh awatara Wisnu. Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa, ia dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau Krishna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Bhagawatapurana, ia digambarkan sebagai sosok penggembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis, dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat kotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani.
Krishna di desa ia tinggal (Vrindavan) menjadi anak yang amat diidolakan oleh penduduknya, namun seringkali ia berbuat kenakalan dan mencuri mentega. Namun seringkali ia harus menghadapi cobaan yang amat berat yang dikirimkan Kangsa kepadanya. Tidak cuma cobaan dari Kangsa, kadangkala muncul juga cobaan dari dewa lainnya, seperti dari Brahma dan Indra. Penggambaran krishna pada masa kanak kanak ialah penggambaran seorang anak yang sangat suka bermain, dan menyenangkan. Penggambaran ini banyak dianalogikan kepada kebudayaan Hindu yang mengutamakan perayaan yang bersifat kegembiraan dan menumbukan persatuan. Hal ini dapat dilihat kepada tari-tarian, musik dan sebagainya. Sebagaimana digambarkan kepada Krishna yang suka bermain seruling dan menari (bahkan ketika melawan ular raksasa sekaipun).
Wejangan Sri Kresna dalam kitab Bhagawadgita
Sebagai tokoh yang luarbiasa, Kresna telah melahirkan kata-kata mutiara yang begitu luas dan dalam maknanya. Terutama ketika ia memberikan wejangan kepada Arjuna saat perang Mahabharata/Bharatayuddha terjadi. Semua wejangannya itu bahkan di catat oleh Sanjaya dan dikumpulkan dalam sebuah kitab yang diberi nama Bhagawadgita.
Berikut diberikan beberapa kutipan yang diambil dari kitab Bhagawadgita yang terjadi saat perang Mahabharata/Bharatayuddha. Semua kata-katanya membawa pesan-pesan kebaikan dan bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan. Adapun diantara kutipannya adalah sebagai berikut:
1. ”Yadā yadā hi dharmasya, glānir bhavati bhārata, abhyutthānam adharmasya tadātmanaṁ sṛjāmy aham”
Artinya: ” Kapan pun kebenaran merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itu aku turun menjelma, wahai keturunan Bharata (Arjuna)
2. ”Paritrāṇāya sādhūnāṁ, vināśāyā ca duṣkṛtām, dharma-saṁsthāpanārthāẏa, sambhavāmi yuge yuge”
Artinya: “Untuk menyelamatkan orang shaleh dan membinasakan orang jahat, dan menegakkan kembali kebenaran, aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman
3. ”Purodhasāṁ ca mukhyaṁ māṁ viddhi pārtha bṛhaspatim, senāninām ahaṁ skandaḥ, sarasām asmi sāgaraḥ”
Artinya: “Wahai Arjuna, di antara semua pendeta, ketahuilah bahwa aku adalah Brihaspati, pemimpinnya. Di antara para panglima, aku adalah Kartikeya, dan di antara segala sumber air, aku adalah lautan
4. ”Prahlādaś cāsmi daityānāṁ, kālaḥ kalayatām aham mṛgāṇāṁ ca mṛgendro ‘haṁ vainateyaś ca pakṣiṇām”
Artinya: “Di antara para Detya, aku adalah Prahlada, yang berbakti dengan setia. Di antara segala penakluk, aku adalah waktu. Di antara segala hewan, aku adalah singa, dan di antara para burung, Aku adalah Garuda.
5. ”Dyūtaṁ chalayatām asmi tejas tejasvinām aham jayo ‘smi vyavasāyo ‘smi sattvaṁ sattvavatām aham”
Artinya: “Di antara segala penipu, aku adalah penjudi. aku adalah kemulian dari segala sesuatu yang mulia. aku adalah kejayaan, aku adalah petualangan, dan aku adalah kekuatan orang yang kuat
6. ”Vṛṣṇīnāṁ vāsudevo ‘smi pāṇḍavānām dhanañjayaḥ, munīnām apy ahaṁ vyāsaḥ kavīnām uśanā kaviḥ”
Artinya: “Di antara keturunan Wresni, aku ini Kresna. Di antara Panca Pandawa, aku adalah Arjuna. Di antara para Resi, aku adalah Wyasa. Di antara para ahli pikir yang mulia, aku adalah Usana.
7. “Karmamy eva `dhikaras te, ma phalesu kadacana; ma karmaphalahetur bhur; ma te sango `stv akarmani”
Artinya: “Jalankan saja kewajibanmu, jangan mengharap hasil; jangan biarkan pahala menjadi motif tindakanmu; demikian pula jangan biarkan dirimu berdiam diri”
8. “Yada te mohakallim, budhir vyatitarisyati, tada gantasi nirvedam srotavyasya srutasya ca”
Artinya: ”Ketika budimu melampaui kekeruhan ilusi, engkau akan sanggup bersikap seimbang pada apa yang kau dengar dan apa yang akan engkau dengar”
9. ”Krodhab bhavati sammohah. Sammohat smrtivibhirah. Smrtibihramsad buddhinaso. Buddhinasat pranasyati”
Artinya: ”Dari amarah lahirlah kebingungan, dari kebingungan hilanglah ingatan. Dari hilang ingatan menghabcrukan budi. Dan kehancuran budi berujung pasa kemusnahan”
10. ”Na sti budhhir ayuktasya, na ca `yuktasya bhavana. Na ca bhavayatah santir, asantasya kutah sukham”
Artinya: ”Orang yang tak bisa mengendalikan hawa nafsu tak memiliki budi, ia juga tak memiliki kemampuan berkonsentrasi. Tanpa konsentrasi tak ada kedamaian dan tanpa kedamaian bagaimana kebahagiaan bisa diperoleh?”
11. ”Indriyanam hi caratam, yam mano harati prajnam. Vayur navam iva mbhasi”
Artinya: ”Ketika pikiran mengejar hawa nafsu, ketenangan jiwa akan hilang. Seperti angin yang membwa kapal di atas air”
12. ”Yas tv indriyani manasa, niyamsya `rabhate `rjuna. Karmendriyaih karmayogam asktah sa visisyate”
Artinya: ”Lakukan apa yang mesti engkau lakukan, karena bekerja lebih baik daripada tidak berkerja. Bahkan keberlangsungan hidup fisikmu tak akan bisa bertahan tanpa kerja”
13. “Yad-yad acarati srethas. Tad-tad eve `trao janah. Sa yat pramanam kurute lokas tad anuvartate”
Artinya: ”Apapun yang dilakukan orang besar akan diikuti masyarakatnya. Teladan apapun yang ia berikan akan ditiru seluruh dunia”
14. ”Svadharma api ca veksya, na vikampium arbasi. Dharmyad dhi yuddhac chreyo `nyat Ksatriyasya na vidyate”
Artinya: ”Setelah menyadari kewajibanmu sendiri, engkau tak boleh ragu. Tak ada yang lebih baik bagi seorang kesatria selain maju berperang demi menjalankan kewajiban”
15. ”Sadrsam cestate svayab. prakrter jnanavan api. Prakrtim yanti bhutani. Nigrahah kim karisyati”
Artinya: ”Orang bijak bertindak sesuai dengan sifat dasarnya. Semua makhluk hidup pun mengikuti sifat dasar mereka. Apa yang bisa diselesaikan dengan paksaan?”
16. ”Indriyasye `ndriyasya `rithe. Ragadvesau vyavasthitau. Tayor na salam agacchet, tau by asya paripanthinau”
Artinya: “Cinta dan kebencian pada suatu objek keinginan terletak pada objek keinginan itu sendiri. Janganlah menyerah pada keduanya, sebab keduanya adalah pernghalang belaka”
17. “Sreyan svadharmo vigunah, paradharmat svanusthitat. Svadharme nidhanam sreyah. Paradharmo bhayavahah”
Artinya: ”Lebih baik menjalankan kewajiban sendiri meskipun tidak sempurna, daripada menjalankan kewajiban orang lain dengan sempurna. Lebih baik mati ketika menjalankan kewajiban sendiri, karena menjalankan kewajiban orang lain itu bahaya”
18. ”Kamakrodhaviyuktanam yatinam yatacetasam. Abhito brahmaniranam vartate viditatmanam”
Artinya: ”Dia yang menguasai diri yang telah bebas dari hasrat keinginan dan amarah serta telah menguasai pikiran dan mencapai pengetahuan tentang Diri, beroleh kebahagiaan tertinggi dalam Tuhan”
19. ”Manusyanam sahasresu kascid yatat siddhaye. Yatatam api siddhanam kascid mam vetti tatvatah”
Artinya: ”Kecil kemungkinan dari antara seribu orang ada satu orang yang berjuang berusaha mencapai kesempurnaan, dan dari antara mereka yang berjuang dan berhasil, jarang sekali yang mengenal Tuhan secara benar”
20. ”Pravrttim ca vivrttim ca jana na vidur asurah. Na saucam na, `pi ca `caro, na satyam tesu, vidyate”
Artinya: ”Mereka yang bersifat jahat tidak tahu jalan tindakan atau jalan pengingkaran diri. Pada diri mereka, tidak ada kemurnian hati, kelakuan yang baik, ataupun kebenaran”
21. ”Asapasasatair baddhah, kamakrodhaparayanah”
Artinya: ”Terbelenggu beratus-ratus ikatan hasrat keinginan, menghanyutkan diri dalam arus pusaran nafsu dan amarah”
Kamis, 17 Mei 2018
Gastronomy di Córdoba
Materi pembelajaran mata kuliah Teknologi Informasi kali ini di Pendidikan Teknik Boga 2017 UNY membahas tentang Gastronomy di Córdoba dan sedikit pengetahuan tentang Córdoba.
Córdoba adalah kota
besar di Andalusia, terletak di sebelah barat Spanyol. Kota ini pernah menjadi
pusat kebudayaan dan kemajuan Islam di Eropa selama hampir 5
abad dan saksi pergantian berbagai kekuasaan selama ribuan tahun, dari mulai
kekuasaan Romawi, kemudian kekhalifahan Islam, dan akhirnya di bawah
monarki Katolik. Islam masuk Córdoba pada tahun 93H atau 711 M dibawah kepemimpinan
Thariq bin Ziyad yang memimpin pasukan untuk menaklukkan Andalusi.
Penaklukan kota Córdoba terbilang mudah. Thariq bin Ziyad mengutus salah
seorang panglimanya, Mughits ar-Rumi bersama 700 pasukan berkuda.
Mereka segera berangkat menuju kota tersebut pada malam hari dan
berhasil menyusup masuk ke dalam benteng kota. Kemudian membuka pintu
gerbangnya sehingga kaum Muslimin masuk ke dalam kota dengan mudah dan
akhirnya bisa menaklukkannya.
Córdoba atau dalam bahasa arabnya Qurṭuba pernah menjadi ibukota andalusia, pada saat pemerintahan Khilafah Bani Umayyah (ummayad dinasti) yang berkuasa sekitar 711–1039. Sehingga tidak heran jika di sini terdapat banyak peninggalan sejarah Islam. Kota Córdoba juga telah melahirkan beberapa ilmuwan islam yg terkenal diantaranya yaitu Ibnu Rusyd dan Alqurtubi. Di masa kejayaannya para ilmuwan islam ini banyak menginspirasi penulis barat yang banyak digambarkan oleh para ahli sejarah sebagai titik awal kemajuan Barat saat ini.
Salah satu bukti kejayaan Islam di Córdoba yaitu Mezquita. Mezquita atau Masjid Córdoba ialah sebuah katedral di Spanyol yang dahulu merupakan sebuah masjid.
sejak ditaklukkan oleh Raja Leon Alfonso VII yang Kristen, masjid ini dirubah fungsinya menjadi sebuah gereja. Pada awal abad ke-13, kekhalifahan Bani Umayyah tidak dapat mengatasi serbuan bangsa Eropa yang datang dari Utara maka Cordoba ditaklukkan, termasuk masjid ini ikut diduduki. Kemudian beberapa tiang dihancurkan dan di dalam bangunan masjid didirikan kathedral yang diberi nama Cathedral Mezquita (Katedral Masjid). Pada beberapa dinding masjid saat ini terlihat lambang-lambang non muslim. Sampai saat ini masih berdentang lonceng gereja tiap beberapa menit sekali.
Tabel 1 Perubahan Jumlah Wisatawan Córdoba 2006 – 2010
Córdoba atau dalam bahasa arabnya Qurṭuba pernah menjadi ibukota andalusia, pada saat pemerintahan Khilafah Bani Umayyah (ummayad dinasti) yang berkuasa sekitar 711–1039. Sehingga tidak heran jika di sini terdapat banyak peninggalan sejarah Islam. Kota Córdoba juga telah melahirkan beberapa ilmuwan islam yg terkenal diantaranya yaitu Ibnu Rusyd dan Alqurtubi. Di masa kejayaannya para ilmuwan islam ini banyak menginspirasi penulis barat yang banyak digambarkan oleh para ahli sejarah sebagai titik awal kemajuan Barat saat ini.
Salah satu bukti kejayaan Islam di Córdoba yaitu Mezquita. Mezquita atau Masjid Córdoba ialah sebuah katedral di Spanyol yang dahulu merupakan sebuah masjid.
sejak ditaklukkan oleh Raja Leon Alfonso VII yang Kristen, masjid ini dirubah fungsinya menjadi sebuah gereja. Pada awal abad ke-13, kekhalifahan Bani Umayyah tidak dapat mengatasi serbuan bangsa Eropa yang datang dari Utara maka Cordoba ditaklukkan, termasuk masjid ini ikut diduduki. Kemudian beberapa tiang dihancurkan dan di dalam bangunan masjid didirikan kathedral yang diberi nama Cathedral Mezquita (Katedral Masjid). Pada beberapa dinding masjid saat ini terlihat lambang-lambang non muslim. Sampai saat ini masih berdentang lonceng gereja tiap beberapa menit sekali.
Tabel 1 Perubahan Jumlah Wisatawan Córdoba 2006 – 2010
Tahun
|
Total
|
Wisatawan
Spanyol
|
Wisatawan
Asing
|
2006
|
726,674
|
473,817
|
252,857
|
2007
|
754,130
|
464,327
|
289,803
|
2008
|
706,112
|
433,349
|
272,772
|
2009
|
661,147
|
419,056
|
242,091
|
2010
|
697,139
|
418,801
|
278,338
|
Sumber Data: National Statistics Institute of Spain
(2011)
Gastronomy di Córdoba terbentuk dari
budaya Kristen, Yahudi dan Muslim. Oleh Karena itu Córdoba berkembang membentuk
identitasnya sendiri. Budaya Arab mempunyai pengaruh terbesar pada kuliner Córdoba. Penggunaan produk
lokal, yang paling populer adalah minyak zaitun, membuat kuliner mempunyai
peran penting untuk membentuk identitas Córdoba berperan (Everett and Aitchison,
2008). Córdoba terletak di pusat produksi zaitun dunia. Minyak zaitun di
Córdoba digunakan pada aneka macam jenis makanan.
Gastronomy di Córdoba juga dipengaruhi
oleh kebiasaan makan yang disebut Tabernas.
Tabernas
dilakukan di rumah tua
yang dihias dengan gaya lokal Andalusia, yang menggabungkan arsitektur dan
sejarah historis kota dengan tradisi kuliner. Tabernas sering ditemukan di pusat kota, dan wisatawan dapat
menikmati sejarah kota beserta dengan tradisi kulinernya.
Tabernas di Córdoba juga termsuk cara
pengawetan makanan. Tapas adalah
bebrapa jenis makanan yang disajikan dalam porsi kecil. Turis dapat memilih
bebrapa jenis tapas sehingga turis bisa mencicipi beberapa jenis makanan
sekaligus dan saling berbagi makanan dengan pengunjung lain. Oleh karena itu,
makan adalah merupakan kegiatan sosial. Tapas
merupakan tradisilama pada kuliner
Spanyol dan Andalusia.
Referensi:
https://www.kompasiana.com/prabudiansyah/cordoba-satu-kota-seribu-cerita_550071f4a33311bb74510f5d
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kordoba
tempatwisataunik.com
http://fimadani.com/masjid-cordoba-di-masa-kejayaan-dan-kemunduran-islam/
Referensi:
https://www.kompasiana.com/prabudiansyah/cordoba-satu-kota-seribu-cerita_550071f4a33311bb74510f5d
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kordoba
tempatwisataunik.com
http://fimadani.com/masjid-cordoba-di-masa-kejayaan-dan-kemunduran-islam/
Rabu, 25 April 2018
RESENSI BUKU BUDI DAYA KELUWIH
Judul Buku : BUDI DAYA
KELUWIH
Pengarang : Setijo
Pitojo
Penerbit :
Kanisius (Anggota IKAPI)
Alamat Penerbit :
Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta, 55281
Tahun Terbit : 2005
Tebal Halaman :
60 halaman
Cetakan ke : 1 tahun 2005
Website
: www.kanisiusmedia.com
E-mail
: office@kanisiusmedia.com
ISBN
: 979-21-0999-4
Di dalam dunia
pertanian tidaklah jauh-jauh dari dunia makanan. Karena didalamnya terdapat
bidang hasil pertanian yang saling berkaitan dengan bidang pengolahan makanan.
Seiring dengan berjalannya waktu maka beriringan dengan perkembangan jaman
dimana akan berpengaruh pada teknologi yang digunakan. Berkembangnya teknologi
maka akan berpengaruh pula pada semua bidang termasuk pertanian dan juga
pengolahan makanan. Dengan begitu
produk-produk hasil olahan pun akan bermacam-macam pula.
Hal itu tidak
luput dari pengaruh insinyur-insinyur dan teknikawan serta para ahli masak.
Salah satunya dari bidang pertanian yaitu Ir. Setijo Pitojo yang merupakan
alumnus Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pengalaman
beliau dalam bidang pertanian tidak diragukan lagi karena beliau pernah menjabat
menjadi Kepala Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Ketua Harian Satuan
Pelaksana Bimas Kabupaten Cilacap (19984-1991), Kepala Cabang Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Ketua Harian Satuan
Pelaksana Bimas Kabupaten Cilacap Tegal (1991-1996), dan banyak lainnya. Beliau
juga menghasilkan berbagai karya yang diterbitkan oleh Penerbit Kanisius, salah
satunya Budi Daya Keluwih ini.
Penulis
terdorong ingin turut serta memacu pengembangan tanaman keluwih sehingga beliau
menyajikan buku ini yang berjudul Budi Daya Keluwih. Yang didalamnya memuat tentang
asal dan penyebaran keluwih, prospek pengembangan keluwih, manfaat keluwih,
kandungan gizi keluwih, botani keluwih, perbanyakan benih keluwih, perbedaan
keluwih dan sukun, Budi daya keluwih, hama penyakit dan tumbuhan parasit pada
keluwih, panen dan pasca panen keluwih, serta didalamnya terdapat sedikit resep
olahan makanan dari keluwih.
Pengertian keluwih
sendiri adalah salah satu tanaman berguna yang telah lama dimanfaatkan oleh
masyarakat Asia. Didalam ilmu botani, tanaman keluwih masih termasuk berkerabat
dengan tanaman sukun karena termasuk dalam satu genus yaitu artocarpus. Oleh
karena itu, tanaman keluwih memiliki banyak persamaan dengan tanaman sukun.
Dekatnya kekerabatan keluwih dan sukun teknologi pengembangannya relatif sama
walaupun ada perbedaannya.
Dibuku ini
dituliskan nama-nama keluwih dari berbagai Negara. Diluar negeri keluwih
dikenal dengan berbagai nama antara lain Inggris: breadnut, spiny breadnut; Prancis: chataine; Spanyol: castana,
bana de pepita; Philipina: kamasi; Thailand:
khanun sampalor; Kamboja: khnaor samloo; Malaysia : kelor. Sementara di Indonesia keluwih
dikenal dengan berbagai nama sebagai berikut: kulu (Aceh); otal, kulu (Batak);
keluwih, kelawi, koluih, keleih, kulur (Sunda); kluih, kaluih, kalueh, kleuh
(Jawa); timbul (Betawi); kaluwih, pulor (Lampung); kolor (Madura); kalancang,
kalewih, timbul (Bali); kolo (Bima); kulub (Sumba); koka tamono, komonsi kulue
(Sulawesi Utara); bitila, bitina (Gorontalo); kamoyango (Buol); susu boda
(Roti); ulu (Wetar); lines, umasi (Seram); dan suune hatu (Nusa tenggara).
Beliau menulis
buku ini sangat rapi. Penjelasan – penjelasan disetiap bab dan sub babnya yang
lengkap, ditambah dengan tabel-tabel. Salah satunya tabel kandungan gizi bagian-bagian
keluwih yang dapat dimakan sehingga semakin memperjelas penjelasan kandungan
gizi keluwih. Tentu saja dengan adanya tabel ini membuat pembaca lebih
mengetahui tentang apa yang dikandung oleh keluwih.
Pada bab panen
dan pasca panen beliau menulis cara panen dan cara penanganan pasca panen
secara tepat karena hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas keluwih hasil
panen selama penyimpanan. Beliau juga mencantumkan resep pembuatan terik
keluwih, abon keluwih, keluwih masak pedas, dan sayur lodeh keluwih. Pada pasca
panen keluwih yang sudah dikumpulkan digunakan oleh konsumen untuk dijadikan
olahan makanan yang kemudia bias dijual dengan harga jual tinggi. Karena
penjualan keluwih pada saat keluwih mudah didapat sangatlah murah sehingga
produsen berinisiatif mengolahnya menjadi produk makanan.
Kelebihan : Kelebihan
buku ini, yaitu letak gambar yang tepat setelah penjelasan dan tulisan yang
mudah dibaca. Hal ini menyebabkan pembaca menjadi lebih mengerti tentang
penjelasan dari buku ini.
Kekurangan :
Selain kelebihan, kekurangan buku ini, yaitu gambar yang agak buram (gelap) dan
kurang banyaknya resep olahan keluwih.
Daftar pustaka
Pitojo, setijo.
2005. Budi daya keluwih. Yogyakarta:
Kanisius.
Langganan:
Postingan (Atom)
Resep-Resep Cookies Materi Praktek Patiseri 1 Pendidikan Teknik Boga 2017 UNY
Hallo para pembaca! Dibawah ini merupakan resep-resep dari sebagian yang kami praktekkan selama 1 semester. Mohon maaf jika ada salah kata....
-
Kali ini Saya akan membahas tentang Sri Krishna Basudewa yang merupakan avatara sang Dewa Wisnu. Dengan adanya ini semoga dapat menambah pen...
-
Hallo para pembaca! Dibawah ini merupakan resep-resep dari sebagian yang kami praktekkan selama 1 semester. Mohon maaf jika ada salah kata...
-
Materi pembelajaran mata kuliah Teknologi Informasi kali ini di Pendidikan Teknik Boga 2017 UNY membahas tentang Gastronomy di Córdoba d...