Apa itu Avatara?
Avatar adalah orang yang menitis atau titisan. Begitu adanya dalam bahasa sanskerta, avatar bermakna titisan. Yang dimaksud adalah penjelmaan Wisnu dalam berbagai macam bentuk, ada yang berbentuk Ugra (sangar) dan ada yang berbentuk Manusia. Tujuannya adalah sebagai manifestasi tugas Wisnu sebagai dewa pemelihara alam. Wisnu dalam kitab Bhagavad Purana maupun dalam Vishnu Purana memiliki sepuluh avatar, atau jelmaan yang memiliki masing masing bentuk dan peran di bumi, menurut kitab tersebut pertama kali avatar wisnu muncul adalah pada masa satya yuga.
Adapun kesepuluh avatar tersebut yakni :
1. Matsyavatara : Avatar berbentuk ikan maha besar yang menyelamatkan Manu dalam banjir besar. Muncul saat Satya Yuga.
2. Kurmavatara : Avatar berbentuk kura kura yang menjadi penahan ketika para dewa mengaduk samudramanthana. Muncul saat Satya Yuga.
3. Varahavatara : Avatar berbentuk babi hutan, yang mencegah kehancuran dari iblis Hiranyaksha, muncul juga dalam kisah mengenai Lingga. Muncul saat Satya Yuga.
4. Narashimhavatara : Avatar berbentuk manusia berkepala singa yang menumpas kejahatan hiranyakashipu. Muncul saat Satya Yuga.
5. Vamanavatara : Avatar berbentuk orang cebol yang menghancurkan kekuata Raksasa Bali, dengan trivikrama nya (tiga langkah). Muncul saat Treta Yuga.
6. Parashuramavatara : Avatar berwujud pangeran yang memegang parasu (kapak) untuk membasmi kaum Ksatria tokoh ini merupakan tokoh abadi, sehingga dia juga muncul dalam epos Mahabharata sebagai guru dari Bhisma (Dewabrata) dan Karna. Muncul saat Treta Yuga.
7. Ramavatara : Avatar ini berbentuk seorang pangeran yang membasmi Rahwana (kisahnya memiliki epos Ramayana). Muncul saat Treta Yuga.
8. Krishnavatara : Avatar berbentuk manusia yang berbadan gelap (sering digambarkan berwarna biru gelap), memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak. Muncul saat Dwapara Yuga.
9. Buddhavatara : Avatar berbentuk buddha atau siddharta gautama, hal ini merupakan sebuah pengakuan (asimilasi) dari kaum Hindu Bhagavata kepada kaum Buddha pada masa Gupta (330-550 M). Muncul saat Kali Yuga.
10. Kalkivatara : Avatar berbentuk penunggang kuda putih, dia diramalkan akan menjadi inkarnasi Wisnu terakhir sebagai penutup zaman Kaliyuga. Muncul saat Kali Yuga.
Filsafat Catur Yuga yang merupakan masa-masa yang menjadi latar belakang turunnya suatu Awatara dideskripsikan sebagai berikut:
- Satya Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa sebuah kendi (kamandalu)
- Treta Yuga dilambangkan dengan seseorang yang membawa sapi dan sauh
- Dwapara Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa busur panah dan kapak
- Kali Yuga dilambangkan dengan seseorang yang sangat jelek, telanjang, dan melakukan tindakan yang tidak senonoh.
Avatara Dewa Wisnu |
Siapa Sih Krishna?
Sri Krishna merupakan sosok avatara yang maha sempurna dibandingkan avatara-avatara Tuhan sebelumnya. Disebut sempurna, karena Krishna memiliki sifat-sifat ketuhanan yang di dalam Bhagavad Gita disebut sebagai Kepribadian Tuhan yang Maha Esa.
Krishna atau dalam budaya jawa sering disebut Kresna atau Bhatara Kresna memiliki arti nama yang cukup jelas, ia berarti gelap. Kata kṛṣṇa dalam bahasa Sanskerta merupakan kata sifat yang berarti "hitam", "gelap" atau "biru tua". Kata tersebut berhubungan dengan kata čьrnъ (crn, 'hitam') dalam rumpun bahasa Slavia. Sebagai kata benda feminin, kata kṛṣṇā digunakan dengan makna "malam, hitam, kegelapan" dalam kitab suci Regweda, dan sebagai iblis atau jiwa kegelapan dalam mandala (bab) IV Regweda. Untuk nama diri, kata Kṛṣṇa muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang penyair. Sebagai salah satu nama Wisnu, kata "Kṛṣṇa" terdaftar sebagai nama ke-57 dalam kitab Wisnu Sahasranama (Seribu Nama Wisnu). Berdasarkan nama tersebut, Kresna seringkali digambarkan dalam arca dengan kulit hitam maupun biru. Hal ini sama seperti penggambaran Wisnu dan Rama. Masa kecil Krisna diceritakan secara gamblang pada kitab Bhagavata Purana dan Kresnayana di Nusantara.
Penggambaran Sri Krishna |
kitab Mahabarata dan Bhagawadgita, Krishna disebut dengan berbagai nama, sesuai karakteristiknya.
Nama lain Krishna adalah:
1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
2. Arisudana (penghancur musuh)
3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
7. Janardana (juru selamat umat manusia)
8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)
Dari nama-nama diatas yang terkenal adalah Gowinda, "penggembala sapi", atau Gopala, "pelindung para sapi", merujuk kepada pengalaman masa kecil Krishna di Braj.
Ada banyak versi yang menceritakan tentang Krishna. Kehidupan Kresna dibahas dalam beberapa susastra Hindu, yaitu Mahabharata, Hariwangsa, Bhagawatapurana, dan Wisnupurana. Legenda Hindu dalam kitab Purana dan Mahabharata menyatakan bahwa ia adalah putra kedelapan Basudewa dan Dewaki, bangsawan dari kerajaan Surasena, kerajaan mitologis di India Utara. Ia merupakan anak yang tidak diharapkan oleh Pamannya sendiri yakni Kangsa. Kangsa menjadi raja kerajaan Mathura setelah memenjarakan ayahnya sendiri Ugrasena. Secara umum, ia dipuja sebagai awatara (inkarnasi) Dewa Wisnu kedelapan di antara sepuluh awatara Wisnu. Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa, ia dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau Krishna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Bhagawatapurana, ia digambarkan sebagai sosok penggembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis, dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat kotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani.
Krishna di desa ia tinggal (Vrindavan) menjadi anak yang amat diidolakan oleh penduduknya, namun seringkali ia berbuat kenakalan dan mencuri mentega. Namun seringkali ia harus menghadapi cobaan yang amat berat yang dikirimkan Kangsa kepadanya. Tidak cuma cobaan dari Kangsa, kadangkala muncul juga cobaan dari dewa lainnya, seperti dari Brahma dan Indra. Penggambaran krishna pada masa kanak kanak ialah penggambaran seorang anak yang sangat suka bermain, dan menyenangkan. Penggambaran ini banyak dianalogikan kepada kebudayaan Hindu yang mengutamakan perayaan yang bersifat kegembiraan dan menumbukan persatuan. Hal ini dapat dilihat kepada tari-tarian, musik dan sebagainya. Sebagaimana digambarkan kepada Krishna yang suka bermain seruling dan menari (bahkan ketika melawan ular raksasa sekaipun).
Wejangan Sri Kresna dalam kitab Bhagawadgita
Sebagai tokoh yang luarbiasa, Kresna telah melahirkan kata-kata mutiara yang begitu luas dan dalam maknanya. Terutama ketika ia memberikan wejangan kepada Arjuna saat perang Mahabharata/Bharatayuddha terjadi. Semua wejangannya itu bahkan di catat oleh Sanjaya dan dikumpulkan dalam sebuah kitab yang diberi nama Bhagawadgita.
Berikut diberikan beberapa kutipan yang diambil dari kitab Bhagawadgita yang terjadi saat perang Mahabharata/Bharatayuddha. Semua kata-katanya membawa pesan-pesan kebaikan dan bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan. Adapun diantara kutipannya adalah sebagai berikut:
1. ”Yadā yadā hi dharmasya, glānir bhavati bhārata, abhyutthānam adharmasya tadātmanaṁ sṛjāmy aham”
Artinya: ” Kapan pun kebenaran merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itu aku turun menjelma, wahai keturunan Bharata (Arjuna)
2. ”Paritrāṇāya sādhūnāṁ, vināśāyā ca duṣkṛtām, dharma-saṁsthāpanārthāẏa, sambhavāmi yuge yuge”
Artinya: “Untuk menyelamatkan orang shaleh dan membinasakan orang jahat, dan menegakkan kembali kebenaran, aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman
3. ”Purodhasāṁ ca mukhyaṁ māṁ viddhi pārtha bṛhaspatim, senāninām ahaṁ skandaḥ, sarasām asmi sāgaraḥ”
Artinya: “Wahai Arjuna, di antara semua pendeta, ketahuilah bahwa aku adalah Brihaspati, pemimpinnya. Di antara para panglima, aku adalah Kartikeya, dan di antara segala sumber air, aku adalah lautan
4. ”Prahlādaś cāsmi daityānāṁ, kālaḥ kalayatām aham mṛgāṇāṁ ca mṛgendro ‘haṁ vainateyaś ca pakṣiṇām”
Artinya: “Di antara para Detya, aku adalah Prahlada, yang berbakti dengan setia. Di antara segala penakluk, aku adalah waktu. Di antara segala hewan, aku adalah singa, dan di antara para burung, Aku adalah Garuda.
5. ”Dyūtaṁ chalayatām asmi tejas tejasvinām aham jayo ‘smi vyavasāyo ‘smi sattvaṁ sattvavatām aham”
Artinya: “Di antara segala penipu, aku adalah penjudi. aku adalah kemulian dari segala sesuatu yang mulia. aku adalah kejayaan, aku adalah petualangan, dan aku adalah kekuatan orang yang kuat
6. ”Vṛṣṇīnāṁ vāsudevo ‘smi pāṇḍavānām dhanañjayaḥ, munīnām apy ahaṁ vyāsaḥ kavīnām uśanā kaviḥ”
Artinya: “Di antara keturunan Wresni, aku ini Kresna. Di antara Panca Pandawa, aku adalah Arjuna. Di antara para Resi, aku adalah Wyasa. Di antara para ahli pikir yang mulia, aku adalah Usana.
7. “Karmamy eva `dhikaras te, ma phalesu kadacana; ma karmaphalahetur bhur; ma te sango `stv akarmani”
Artinya: “Jalankan saja kewajibanmu, jangan mengharap hasil; jangan biarkan pahala menjadi motif tindakanmu; demikian pula jangan biarkan dirimu berdiam diri”
8. “Yada te mohakallim, budhir vyatitarisyati, tada gantasi nirvedam srotavyasya srutasya ca”
Artinya: ”Ketika budimu melampaui kekeruhan ilusi, engkau akan sanggup bersikap seimbang pada apa yang kau dengar dan apa yang akan engkau dengar”
9. ”Krodhab bhavati sammohah. Sammohat smrtivibhirah. Smrtibihramsad buddhinaso. Buddhinasat pranasyati”
Artinya: ”Dari amarah lahirlah kebingungan, dari kebingungan hilanglah ingatan. Dari hilang ingatan menghabcrukan budi. Dan kehancuran budi berujung pasa kemusnahan”
10. ”Na sti budhhir ayuktasya, na ca `yuktasya bhavana. Na ca bhavayatah santir, asantasya kutah sukham”
Artinya: ”Orang yang tak bisa mengendalikan hawa nafsu tak memiliki budi, ia juga tak memiliki kemampuan berkonsentrasi. Tanpa konsentrasi tak ada kedamaian dan tanpa kedamaian bagaimana kebahagiaan bisa diperoleh?”
11. ”Indriyanam hi caratam, yam mano harati prajnam. Vayur navam iva mbhasi”
Artinya: ”Ketika pikiran mengejar hawa nafsu, ketenangan jiwa akan hilang. Seperti angin yang membwa kapal di atas air”
12. ”Yas tv indriyani manasa, niyamsya `rabhate `rjuna. Karmendriyaih karmayogam asktah sa visisyate”
Artinya: ”Lakukan apa yang mesti engkau lakukan, karena bekerja lebih baik daripada tidak berkerja. Bahkan keberlangsungan hidup fisikmu tak akan bisa bertahan tanpa kerja”
13. “Yad-yad acarati srethas. Tad-tad eve `trao janah. Sa yat pramanam kurute lokas tad anuvartate”
Artinya: ”Apapun yang dilakukan orang besar akan diikuti masyarakatnya. Teladan apapun yang ia berikan akan ditiru seluruh dunia”
14. ”Svadharma api ca veksya, na vikampium arbasi. Dharmyad dhi yuddhac chreyo `nyat Ksatriyasya na vidyate”
Artinya: ”Setelah menyadari kewajibanmu sendiri, engkau tak boleh ragu. Tak ada yang lebih baik bagi seorang kesatria selain maju berperang demi menjalankan kewajiban”
15. ”Sadrsam cestate svayab. prakrter jnanavan api. Prakrtim yanti bhutani. Nigrahah kim karisyati”
Artinya: ”Orang bijak bertindak sesuai dengan sifat dasarnya. Semua makhluk hidup pun mengikuti sifat dasar mereka. Apa yang bisa diselesaikan dengan paksaan?”
16. ”Indriyasye `ndriyasya `rithe. Ragadvesau vyavasthitau. Tayor na salam agacchet, tau by asya paripanthinau”
Artinya: “Cinta dan kebencian pada suatu objek keinginan terletak pada objek keinginan itu sendiri. Janganlah menyerah pada keduanya, sebab keduanya adalah pernghalang belaka”
17. “Sreyan svadharmo vigunah, paradharmat svanusthitat. Svadharme nidhanam sreyah. Paradharmo bhayavahah”
Artinya: ”Lebih baik menjalankan kewajiban sendiri meskipun tidak sempurna, daripada menjalankan kewajiban orang lain dengan sempurna. Lebih baik mati ketika menjalankan kewajiban sendiri, karena menjalankan kewajiban orang lain itu bahaya”
18. ”Kamakrodhaviyuktanam yatinam yatacetasam. Abhito brahmaniranam vartate viditatmanam”
Artinya: ”Dia yang menguasai diri yang telah bebas dari hasrat keinginan dan amarah serta telah menguasai pikiran dan mencapai pengetahuan tentang Diri, beroleh kebahagiaan tertinggi dalam Tuhan”
19. ”Manusyanam sahasresu kascid yatat siddhaye. Yatatam api siddhanam kascid mam vetti tatvatah”
Artinya: ”Kecil kemungkinan dari antara seribu orang ada satu orang yang berjuang berusaha mencapai kesempurnaan, dan dari antara mereka yang berjuang dan berhasil, jarang sekali yang mengenal Tuhan secara benar”
20. ”Pravrttim ca vivrttim ca jana na vidur asurah. Na saucam na, `pi ca `caro, na satyam tesu, vidyate”
Artinya: ”Mereka yang bersifat jahat tidak tahu jalan tindakan atau jalan pengingkaran diri. Pada diri mereka, tidak ada kemurnian hati, kelakuan yang baik, ataupun kebenaran”
21. ”Asapasasatair baddhah, kamakrodhaparayanah”
Artinya: ”Terbelenggu beratus-ratus ikatan hasrat keinginan, menghanyutkan diri dalam arus pusaran nafsu dan amarah”
Sumber
https://aksamala.wordpress.com/2014/04/22/krishna-sebagai-avatara-wisnu-sebuah-sejarah-singkat/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kresna
http://baliphotographys.blogspot.co.id/2016/06/sri-krishna-dalam-kehidupannya-dan-nama.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Awatara
https://id.pinterest.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar