Sabtu, 19 Mei 2018

Mengenal Sri Krishna Si Avatara Sang Dewa Wisnu

Kali ini Saya akan membahas tentang Sri Krishna Basudewa yang merupakan avatara sang Dewa Wisnu. Dengan adanya ini semoga dapat menambah pengetahuan pembaca sekalian.

Apa itu Avatara?

Avatar adalah orang yang menitis atau titisan. Begitu adanya dalam bahasa sanskerta, avatar bermakna titisan. Yang dimaksud adalah penjelmaan Wisnu dalam berbagai macam bentuk, ada yang berbentuk Ugra (sangar) dan ada yang berbentuk Manusia. Tujuannya adalah sebagai manifestasi tugas Wisnu sebagai dewa pemelihara alam. Wisnu dalam kitab Bhagavad Purana maupun dalam Vishnu Purana memiliki sepuluh avatar, atau jelmaan yang memiliki masing masing bentuk dan peran di bumi, menurut kitab tersebut pertama kali avatar wisnu muncul adalah pada masa satya yuga.

Adapun kesepuluh avatar tersebut yakni :
1. Matsyavatara : Avatar berbentuk ikan maha besar yang menyelamatkan Manu dalam banjir besar. Muncul saat Satya Yuga.
2. Kurmavatara : Avatar berbentuk kura kura yang menjadi penahan ketika para dewa mengaduk samudramanthana. Muncul saat Satya Yuga.
3. Varahavatara : Avatar berbentuk babi hutan, yang mencegah kehancuran dari iblis Hiranyaksha, muncul juga dalam kisah mengenai Lingga. Muncul saat Satya Yuga.
4. Narashimhavatara : Avatar berbentuk manusia berkepala singa yang menumpas kejahatan hiranyakashipu. Muncul saat Satya Yuga.
5. Vamanavatara : Avatar berbentuk orang cebol yang menghancurkan kekuata Raksasa Bali, dengan trivikrama nya (tiga langkah). Muncul saat Treta Yuga.
6. Parashuramavatara : Avatar berwujud pangeran yang memegang parasu (kapak) untuk membasmi kaum Ksatria tokoh ini merupakan tokoh abadi, sehingga dia juga muncul dalam epos Mahabharata sebagai guru dari Bhisma (Dewabrata) dan Karna. Muncul saat Treta Yuga.
7. Ramavatara : Avatar ini berbentuk seorang pangeran yang membasmi Rahwana (kisahnya memiliki epos Ramayana). Muncul saat Treta Yuga.
8. Krishnavatara : Avatar berbentuk manusia yang berbadan gelap (sering digambarkan berwarna biru gelap), memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak. Muncul saat Dwapara Yuga.
9. Buddhavatara : Avatar berbentuk buddha atau siddharta gautama, hal ini merupakan sebuah pengakuan (asimilasi) dari kaum Hindu Bhagavata kepada kaum Buddha pada masa Gupta (330-550 M). Muncul saat Kali Yuga.
10. Kalkivatara : Avatar berbentuk penunggang kuda putih, dia diramalkan akan menjadi inkarnasi Wisnu terakhir sebagai penutup zaman Kaliyuga. Muncul saat Kali Yuga.

Filsafat Catur Yuga yang merupakan masa-masa yang menjadi latar belakang turunnya suatu Awatara dideskripsikan sebagai berikut:
- Satya Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa sebuah kendi (kamandalu)
- Treta Yuga dilambangkan dengan seseorang yang membawa sapi dan sauh
- Dwapara Yuga dilambangkan dengan seseorang membawa busur panah dan kapak
- Kali Yuga dilambangkan dengan seseorang yang sangat jelek, telanjang, dan melakukan tindakan yang tidak senonoh.

Avatara Dewa Wisnu


Siapa Sih Krishna?

 Sri Krishna merupakan sosok avatara yang maha sempurna dibandingkan avatara-avatara Tuhan sebelumnya. Disebut sempurna, karena Krishna memiliki sifat-sifat ketuhanan yang di dalam Bhagavad Gita disebut sebagai Kepribadian Tuhan yang Maha Esa.

Krishna atau dalam budaya jawa sering disebut Kresna atau Bhatara Kresna memiliki arti nama yang cukup jelas, ia berarti gelap. Kata kṛṣṇa dalam bahasa Sanskerta merupakan kata sifat yang berarti "hitam", "gelap" atau "biru tua". Kata tersebut berhubungan dengan kata čьrnъ (crn, 'hitam') dalam rumpun bahasa Slavia. Sebagai kata benda feminin, kata kṛṣṇā digunakan dengan makna "malam, hitam, kegelapan" dalam kitab suci Regweda, dan sebagai iblis atau jiwa kegelapan dalam mandala (bab) IV Regweda. Untuk nama diri, kata Kṛṣṇa muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang penyair. Sebagai salah satu nama Wisnu, kata "Kṛṣṇa" terdaftar sebagai nama ke-57 dalam kitab Wisnu Sahasranama (Seribu Nama Wisnu). Berdasarkan nama tersebut, Kresna seringkali digambarkan dalam arca dengan kulit hitam maupun biru. Hal ini sama seperti penggambaran Wisnu dan Rama. Masa kecil Krisna diceritakan secara gamblang pada kitab Bhagavata Purana dan Kresnayana di Nusantara.







Penggambaran Sri Krishna
Krishna juga dikenal dengan berbagai macam nama, julukan, dan gelar, yang mencerminkan berbagai kepribadian dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Nama panggilan tersebut digunakan untuk memuji, mengungkapkan rasa hormat, dan menunjukkan rasa persahabatan atau kekeluargaan. Dalam
kitab Mahabarata dan Bhagawadgita, Krishna disebut dengan berbagai nama, sesuai karakteristiknya.
Nama lain Krishna adalah:
1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
2. Arisudana (penghancur musuh)
3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
7. Janardana (juru selamat umat manusia)
8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)
Dari nama-nama diatas yang terkenal adalah Gowinda, "penggembala sapi", atau Gopala, "pelindung para sapi", merujuk kepada pengalaman masa kecil Krishna di Braj.

Ada banyak versi yang menceritakan tentang Krishna. Kehidupan Kresna dibahas dalam beberapa susastra Hindu, yaitu Mahabharata, Hariwangsa, Bhagawatapurana, dan Wisnupurana. Legenda Hindu dalam kitab Purana dan Mahabharata menyatakan bahwa ia adalah putra kedelapan Basudewa dan Dewaki, bangsawan dari kerajaan Surasena, kerajaan mitologis di India Utara. Ia merupakan anak yang tidak diharapkan oleh Pamannya sendiri yakni Kangsa. Kangsa menjadi raja kerajaan Mathura setelah memenjarakan ayahnya sendiri Ugrasena. Secara umum, ia dipuja sebagai awatara (inkarnasi) Dewa Wisnu kedelapan di antara sepuluh awatara Wisnu. Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa, ia dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau Krishna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam Bhagawatapurana, ia digambarkan sebagai sosok penggembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran filosofis, dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat kotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani.


Krishna di desa ia tinggal (Vrindavan) menjadi anak yang amat diidolakan oleh penduduknya, namun seringkali ia berbuat kenakalan dan mencuri mentega. Namun seringkali ia harus menghadapi cobaan yang amat berat yang dikirimkan Kangsa kepadanya. Tidak cuma cobaan dari Kangsa, kadangkala muncul juga cobaan dari dewa lainnya, seperti dari Brahma dan Indra. Penggambaran krishna pada masa kanak kanak ialah penggambaran seorang anak yang sangat suka bermain, dan menyenangkan. Penggambaran ini banyak dianalogikan kepada kebudayaan Hindu yang mengutamakan perayaan yang bersifat kegembiraan dan menumbukan persatuan. Hal ini dapat dilihat kepada tari-tarian, musik dan sebagainya. Sebagaimana digambarkan kepada Krishna yang suka bermain seruling dan menari (bahkan ketika melawan ular raksasa sekaipun).





Wejangan Sri Kresna dalam kitab Bhagawadgita

Sebagai tokoh yang luarbiasa, Kresna telah melahirkan kata-kata mutiara yang begitu luas dan dalam maknanya. Terutama ketika ia memberikan wejangan kepada Arjuna saat perang Mahabharata/Bharatayuddha terjadi. Semua wejangannya itu bahkan di catat oleh Sanjaya dan dikumpulkan dalam sebuah kitab yang diberi nama Bhagawadgita.

Berikut diberikan beberapa kutipan yang diambil dari kitab Bhagawadgita yang terjadi saat perang Mahabharata/Bharatayuddha. Semua kata-katanya membawa pesan-pesan kebaikan dan bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan. Adapun diantara kutipannya adalah sebagai berikut:
1. ”Yadā yadā hi dharmasya, glānir bhavati bhārata, abhyutthānam adharmasya tadātmanaṁ sṛjāmy aham
Artinya: ” Kapan pun kebenaran merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itu aku turun menjelma, wahai keturunan Bharata (Arjuna)

2. ”Paritrāṇāya sādhūnāṁ, vināśāyā ca duṣkṛtām, dharma-saṁsthāpanārthāẏa, sambhavāmi yuge yuge
Artinya: “Untuk menyelamatkan orang shaleh dan membinasakan orang jahat, dan menegakkan kembali kebenaran, aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman

3. ”Purodhasāṁ ca mukhyaṁ māṁ viddhi pārtha bṛhaspatim, senāninām ahaṁ skandaḥ, sarasām asmi sāgaraḥ
Artinya: “Wahai Arjuna, di antara semua pendeta, ketahuilah bahwa aku adalah Brihaspati, pemimpinnya. Di antara para panglima, aku adalah Kartikeya, dan di antara segala sumber air, aku adalah lautan

4. ”Prahlādaś cāsmi daityānāṁ, kālaḥ kalayatām aham mṛgāṇāṁ ca mṛgendro ‘haṁ vainateyaś ca pakṣiṇām
Artinya: “Di antara para Detya, aku adalah Prahlada, yang berbakti dengan setia. Di antara segala penakluk, aku adalah waktu. Di antara segala hewan, aku adalah singa, dan di antara para burung, Aku adalah Garuda.

5. ”Dyūtaṁ chalayatām asmi tejas tejasvinām aham jayo ‘smi vyavasāyo ‘smi sattvaṁ sattvavatām aham
Artinya: “Di antara segala penipu, aku adalah penjudi. aku adalah kemulian dari segala sesuatu yang mulia. aku adalah kejayaan, aku adalah petualangan, dan aku adalah kekuatan orang yang kuat

6. ”Vṛṣṇīnāṁ vāsudevo ‘smi pāṇḍavānām dhanañjayaḥ, munīnām apy ahaṁ vyāsaḥ kavīnām uśanā kaviḥ
Artinya: “Di antara keturunan Wresni, aku ini Kresna. Di antara Panca Pandawa, aku adalah Arjuna. Di antara para Resi, aku adalah Wyasa. Di antara para ahli pikir yang mulia, aku adalah Usana.

7. “Karmamy eva `dhikaras te, ma phalesu kadacana; ma karmaphalahetur bhur; ma te sango `stv akarmani
Artinya: “Jalankan saja kewajibanmu, jangan mengharap hasil; jangan biarkan pahala menjadi motif tindakanmu; demikian pula jangan biarkan dirimu berdiam diri”

8. “Yada te mohakallim, budhir vyatitarisyati, tada gantasi nirvedam srotavyasya srutasya ca
Artinya: ”Ketika budimu melampaui kekeruhan ilusi, engkau akan sanggup bersikap seimbang pada apa yang kau dengar dan apa yang akan engkau dengar”

9. ”Krodhab bhavati sammohah. Sammohat smrtivibhirah. Smrtibihramsad buddhinaso. Buddhinasat pranasyati
Artinya: ”Dari amarah lahirlah kebingungan, dari kebingungan hilanglah ingatan. Dari hilang ingatan menghabcrukan budi. Dan kehancuran budi berujung pasa kemusnahan”

10. ”Na sti budhhir ayuktasya, na ca `yuktasya bhavana. Na ca bhavayatah santir, asantasya kutah sukham
Artinya: ”Orang yang tak bisa mengendalikan hawa nafsu tak memiliki budi, ia juga tak memiliki kemampuan berkonsentrasi. Tanpa konsentrasi tak ada kedamaian dan tanpa kedamaian bagaimana kebahagiaan bisa diperoleh?”

11. ”Indriyanam hi caratam, yam mano harati prajnam. Vayur navam iva mbhasi
Artinya: ”Ketika pikiran mengejar hawa nafsu, ketenangan jiwa akan hilang. Seperti angin yang membwa kapal di atas air”

12. ”Yas tv indriyani manasa, niyamsya `rabhate `rjuna. Karmendriyaih karmayogam asktah sa visisyate
Artinya: ”Lakukan apa yang mesti engkau lakukan, karena bekerja lebih baik daripada tidak berkerja. Bahkan keberlangsungan hidup fisikmu tak akan bisa bertahan tanpa kerja”

13. “Yad-yad acarati srethas. Tad-tad eve `trao janah. Sa yat pramanam kurute lokas tad anuvartate
Artinya: ”Apapun yang dilakukan orang besar akan diikuti masyarakatnya. Teladan apapun yang ia berikan akan ditiru seluruh dunia”

14. ”Svadharma api ca veksya, na vikampium arbasi. Dharmyad dhi yuddhac chreyo `nyat Ksatriyasya na vidyate
Artinya: ”Setelah menyadari kewajibanmu sendiri, engkau tak boleh ragu. Tak ada yang lebih baik bagi seorang kesatria selain maju berperang demi menjalankan kewajiban”

15. ”Sadrsam cestate svayab. prakrter jnanavan api. Prakrtim yanti bhutani. Nigrahah kim karisyati
Artinya: ”Orang bijak bertindak sesuai dengan sifat dasarnya. Semua makhluk hidup pun mengikuti sifat dasar mereka. Apa yang bisa diselesaikan dengan paksaan?”

16. ”Indriyasye `ndriyasya `rithe. Ragadvesau vyavasthitau. Tayor na salam agacchet, tau by asya paripanthinau
Artinya: “Cinta dan kebencian pada suatu objek keinginan terletak pada objek keinginan itu sendiri. Janganlah menyerah pada keduanya, sebab keduanya adalah pernghalang belaka”

17. “Sreyan svadharmo vigunah, paradharmat svanusthitat. Svadharme nidhanam sreyah. Paradharmo bhayavahah
Artinya: ”Lebih baik menjalankan kewajiban sendiri meskipun tidak sempurna, daripada menjalankan kewajiban orang lain dengan sempurna. Lebih baik mati ketika menjalankan kewajiban sendiri, karena menjalankan kewajiban orang lain itu bahaya”

18. ”Kamakrodhaviyuktanam yatinam yatacetasam. Abhito brahmaniranam vartate viditatmanam
Artinya: ”Dia yang menguasai diri yang telah bebas dari hasrat keinginan dan amarah serta telah menguasai pikiran dan mencapai pengetahuan tentang Diri, beroleh kebahagiaan tertinggi dalam Tuhan”

19. ”Manusyanam sahasresu kascid yatat siddhaye. Yatatam api siddhanam kascid mam vetti tatvatah
Artinya: ”Kecil kemungkinan dari antara seribu orang ada satu orang yang berjuang berusaha mencapai kesempurnaan, dan dari antara mereka yang berjuang dan berhasil, jarang sekali yang mengenal Tuhan secara benar”

20. ”Pravrttim ca vivrttim ca jana na vidur asurah. Na saucam na, `pi ca `caro, na satyam tesu, vidyate
Artinya: ”Mereka yang bersifat jahat tidak tahu jalan tindakan atau jalan pengingkaran diri. Pada diri mereka, tidak ada kemurnian hati, kelakuan yang baik, ataupun kebenaran”

21. ”Asapasasatair baddhah, kamakrodhaparayanah
Artinya: ”Terbelenggu beratus-ratus ikatan hasrat keinginan, menghanyutkan diri dalam arus pusaran nafsu dan amarah”

Kamis, 17 Mei 2018

Gastronomy di Córdoba


Materi pembelajaran mata kuliah Teknologi Informasi kali ini di Pendidikan Teknik Boga 2017 UNY membahas tentang Gastronomy di Córdoba dan sedikit pengetahuan tentang Córdoba.

Córdoba adalah kota besar di Andalusia, terletak di sebelah barat Spanyol. Kota ini pernah menjadi pusat kebudayaan dan kemajuan Islam di Eropa selama hampir 5 abad dan saksi pergantian berbagai kekuasaan selama ribuan tahun, dari mulai kekuasaan Romawi, kemudian kekhalifahan Islam, dan akhirnya di bawah monarki Katolik. Islam masuk Córdoba pada tahun 93H atau 711 M dibawah kepemimpinan Thariq bin Ziyad yang memimpin pasukan untuk menaklukkan Andalusi. Penaklukan kota Córdoba terbilang mudah. Thariq bin Ziyad mengutus salah seorang panglimanya, Mughits ar-Rumi bersama 700 pasukan berkuda. Mereka segera berangkat menuju kota tersebut pada malam hari dan berhasil menyusup masuk ke dalam benteng kota. Kemudian membuka pintu gerbangnya sehingga kaum Muslimin masuk ke dalam kota dengan mudah dan akhirnya bisa menaklukkannya.
Córdoba atau dalam bahasa arabnya Qurṭuba pernah menjadi ibukota andalusia, pada saat pemerintahan Khilafah Bani Umayyah (ummayad dinasti) yang berkuasa sekitar 711–1039. Sehingga tidak heran jika di sini terdapat banyak peninggalan sejarah Islam. Kota Córdoba juga telah melahirkan beberapa ilmuwan islam yg terkenal diantaranya yaitu Ibnu Rusyd dan Alqurtubi. Di masa  kejayaannya para ilmuwan islam ini banyak menginspirasi penulis barat yang banyak digambarkan oleh para ahli sejarah sebagai titik awal kemajuan Barat saat ini. 

Salah satu bukti kejayaan Islam di Córdoba yaitu Mezquita. Mezquita atau Masjid Córdoba ialah sebuah katedral di Spanyol yang dahulu merupakan sebuah masjid. 

sejak ditaklukkan oleh Raja Leon Alfonso VII yang Kristen, masjid ini dirubah fungsinya menjadi sebuah gereja. Pada awal abad ke-13, kekhalifahan Bani Umayyah tidak dapat mengatasi serbuan bangsa Eropa yang datang dari Utara maka Cordoba ditaklukkan, termasuk masjid ini ikut diduduki. Kemudian beberapa tiang dihancurkan dan di dalam bangunan masjid didirikan kathedral yang diberi nama Cathedral Mezquita (Katedral Masjid). Pada beberapa dinding masjid saat ini terlihat lambang-lambang non muslim. Sampai saat ini masih berdentang lonceng gereja tiap beberapa menit sekali.


 
         Tabel 1 Perubahan Jumlah Wisatawan Córdoba 2006 – 2010
Tahun
Total
Wisatawan Spanyol
Wisatawan Asing
2006
726,674
473,817
252,857
2007
754,130
464,327
289,803
2008
706,112
433,349
272,772
2009
661,147
419,056
242,091
2010
697,139
418,801
278,338
          Sumber Data: National Statistics Institute of Spain (2011)

          Gastronomy di Córdoba terbentuk dari budaya Kristen, Yahudi dan Muslim. Oleh Karena itu Córdoba berkembang membentuk identitasnya sendiri. Budaya Arab mempunyai pengaruh terbesar  pada kuliner Córdoba. Penggunaan produk lokal, yang paling populer adalah minyak zaitun, membuat kuliner mempunyai peran penting untuk membentuk identitas Córdoba berperan (Everett and Aitchison, 2008). Córdoba terletak di pusat produksi zaitun dunia. Minyak zaitun di Córdoba digunakan pada aneka macam jenis makanan.
          Gastronomy di Córdoba juga dipengaruhi oleh kebiasaan makan yang disebut Tabernas. Tabernas dilakukan di rumah tua yang dihias dengan gaya lokal Andalusia, yang menggabungkan arsitektur dan sejarah historis kota dengan tradisi kuliner. Tabernas sering ditemukan di pusat kota, dan wisatawan dapat menikmati sejarah kota beserta dengan tradisi kulinernya.
          Tabernas di Córdoba juga termsuk cara pengawetan makanan. Tapas adalah bebrapa jenis makanan yang disajikan dalam porsi kecil. Turis dapat memilih bebrapa jenis tapas  sehingga turis bisa mencicipi beberapa jenis makanan sekaligus dan saling berbagi makanan dengan pengunjung lain. Oleh karena itu, makan adalah merupakan kegiatan sosial. Tapas  merupakan tradisilama pada kuliner Spanyol dan Andalusia.


Referensi:
https://www.kompasiana.com/prabudiansyah/cordoba-satu-kota-seribu-cerita_550071f4a33311bb74510f5d
 https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kordoba
tempatwisataunik.com
http://fimadani.com/masjid-cordoba-di-masa-kejayaan-dan-kemunduran-islam/

Resep-Resep Cookies Materi Praktek Patiseri 1 Pendidikan Teknik Boga 2017 UNY

Hallo para pembaca! Dibawah ini merupakan resep-resep dari sebagian yang kami praktekkan selama 1 semester. Mohon maaf jika ada salah kata....